Rachmat Gobel: UMKM Milenial Harus Jadi Karakter yang Tangguh

Fabiola Febrinastri | Restu Fadilah
Rachmat Gobel: UMKM Milenial Harus Jadi Karakter yang Tangguh
Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel saat menjadi pembicara kunci pada peluncuran Muktamar Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis), Minggu (13/2/20220). (Dok: DPR)

Indonesia memiliki batik, tenun, sulam, yang masing-masing daerah memiliki ragam tersendiri,"

Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan  (Korinbang), Rachmat Gobel mengajak generasi milenial yang terjun menjadi pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk membiasakan diri berperilaku tangan di atas, bukan tangan di bawah.

"Ini akan melatih kemandirian dan membentuk karakter kewirausahaan yang tangguh serta tahan banting," kata Gobel saat menjadi pembicara kunci pada peluncuran Muktamar Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis), Minggu (13/2/20220).

Dalam acara yang dilakukan secara hybrid itu, hadir pula Ketua Majelis Penasihat PP Persis, Prof KH Maman Abdurrahman, dan para mantan Ketua Umum Hima Persis yang kini berada di berbagai lembaga dan profesi.

Lebih lanjut Gobel mengatakan, generasi muda milenial merupakan cahaya bagi negeri dan bagi masa depan bangsa untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi.

Baca Juga: DPR Nantikan Kedatangan Delegasi Parlemen Sedunia dalam IPU 2022

"Negeri ini sangat membutuhkan kontribusi kaum milenial, apalagi saat ini Indonesia dalam kondisi bonus demografi. Jadi, kaum muda memang kekuatan nyata dan dominan Indonesia saat ini,” katanya.

Politisi Partai NasDem yang juga mantan Wakil Ketua Umum Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia itu mengatakan banyak sektor yang bisa dimasuki kalangan milenial dalam dunia usaha, di antaranya usaha herbal, kerajinan dan furnitur, pangan dan kuliner, dan fesyen termasuk batik, tenun, dan sulam.

Menurut Gobel, pasar herbal dunia mencapai Rp900 triliun, namun Indonesia baru berkontribusi satu persen saja. Padahal Indonesia sangat kaya tanaman herbal dan rempah-rempah, namun pasar herbal dunia dikuasai India dan China. Bahkan Korea yang hanya mengandalkan ginseng mampu berkontribusi lumayan besar.

"Indonesia memiliki banyak tanaman herbal seperti jahe, kunyit, dan lain-lain,” ujar dia.

Demikian pula dengan kekayaan fesyen Indonesia.

Baca Juga: Netty Prasetyani Aher Dorong Keterwakilan Perempuan di KPU-Bawaslu untuk Demokrasi Berkualitas

“Indonesia memiliki batik, tenun, sulam, yang masing-masing daerah memiliki ragam tersendiri. Ini kekayaan yang tak dipunyai semua bangsa,” katanya.

Pasar pangan halal dunia, katanya, juga sangat besar, sekitar tujuh triliun dolar AS.

"Berbisnislah dengan berkeringat, jangan mau yang instan dan jangan ingin cepat kaya. Semua harus dimulai dengan kerja keras,” ujar dia.

Legislator dapil Gorontalo itu juga mengingatkan agar jangan mudah terbuai dengan tawaran usaha yang instan seperti forex atau pinjaman online (pinjol).

"Dalam berusaha itu yang penting du-it," katanya yang disambut tawa hadirin.

"Jangan salah tangkap. Maksudnya: do it (lakukan). Kerja keras. Bekerja. Berkeringat,” pesan Gobel.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI