IPU Jadi Momentum Bagi Indonesia Pulihkan Sektor Ekonomi dan Pariwisata

Fabiola Febrinastri | Restu Fadilah
IPU Jadi Momentum Bagi Indonesia Pulihkan Sektor Ekonomi dan Pariwisata
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana, (Dok: DPR)

Momentum ini juga bisa membahas isu-isu climate change atau perubahan iklim.

Suara.com - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana mengatakan, kegiatan Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Nusa Dua, Bali, pada 20-24 Maret mendatang, menjadi momentum penting untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu mengatasi tantangan pandemi Covid-19 ini.

“Momentum (IPU) di Bali, kita melihat yang terpenting adalah bagaimana kita menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah mampu mengelola tantangan pandemi Covid-19 ini secara baik, sehingga diharapkan momentum IPU ini menjadi pembukaan pemulihan kembali ekonomi, khususnya ekonomi pariwisata,” ucap Putu Supadma usai mengikuti Briefing Embassy on the Occasion of 144th Inter-Parliamentary Union Assembly Hosted by the House of Representatives of the Republic of Indonesia, di Jakarta, Rabu, (9/2/2022).

Putu Supadma menyampaikan, momentum IPU ke-144 juga akan digunakan untuk membangkitkan kembali pariwisata Indonesia.

“Kita gaungkan dan hari ini kita juga sudah melakukan dialog dengan para Duta Besar untuk menyampaikan bahwa Indonesia sudah siap menerima kunjungan dari berbagai pihak, khususnya parlemen dari seluruh dunia untuk dapat mengunjungi Indonesia dalam kegiatan IPU ke-144 yang akan dilangsungkan di Nusa Dua, Bali,” tutur Anggota Komisi VI DPR RI itu.

Baca Juga: Minyak Goreng Langka, Pemerintah Didesak Hentikan Ekspor CPO

Selain itu, momentum IPU akan dimanfaatkan untuk mencari satu sisi bersama, terkait isu-isu climate change atau perubahan iklim dan isu yang berhubungan dengan kerusakan lingkungan, serta penggunaan energi yang bersih. Menurut politisi Partai Demokrat tersebut, tantangan terbesar saat ini adalah mencapai target-target pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Developtment Goals (SDGs) 2030. Oleh karenanya ini harus menjadi komitmen global untuk dunia menuju ke tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Ini menjadi penting bahwa Bali yang sudah memiliki kearifan lokal. Bagaimana penggunaan energi yang erat dengan isu dampak lingkungan yang minim. Contoh di Bali ada Subak, yakni sistem pengairan sawah dengan menggunakan energi alam. Demikian juga dengan adanya Perayaan Hari Raya Nyepi, dimana bumi diberikan waktu istirahat selama 24 jam, sehingga itu menjadi sebuah contoh yang baik bagaimana menuju pada lingkungan yang lebih baik ke depannya,” papar Putu Supadma.

Dikatakan legislator daerah pemilihan (dapil) Bali tersebut, filosofi kearifan lokal yang ada di Bali salah satunya adalah Trihita Karana, yakni bagaimana hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan yang kuasa, dan manusia dengan alam, ini menjadi satu tolak ukur atau konsep yang mungkin bisa menjadi sumbangsih nyata kepada dunia untuk bagaimana ke depan dapat lebih menjaga bumi dan lingkungan.

“Isu-isu ini diangkat di samping isu-isu yang lain yang berhubungan dengan penggunaan energi yang bersih, dan pada akhirnya bumi dan masyarakat kita betul-betul mendapatkan manfaat yang besar. Dan konsep green economy menjadi sangat penting karena ekonomi tetap tumbuh dan ramah lingkungan, serta masyarakat ikut terlibat. Kita mendorong bisa membangkitkan ekonomi dan kepariwisataan, khususnya di Bali dan daerah lainnya. Mudah-mudahan momentum IPU ini ekonomi akan kembali pulih dan pariwisata juga akan kembali baik, dan masyarakat yang pada akhirnya mendapatkan manfaat dari segala kegiatan ini,” tutupnya.

Baca Juga: Divonis 3,5 Tahun, Mantan Wakil Ketua DPR Aziz Syamsuddin Dikirim ke Lapas Tangerang


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI