Bertemu Lindsay Hoyle di Inggris, Puan Minta Tak Ada Diskriminasi Produk RI

Fabiola Febrinastri | Restu Fadilah
Bertemu Lindsay Hoyle di Inggris, Puan Minta Tak Ada Diskriminasi Produk RI
Ketua DPR RI, Puan Maharani saat melakukan pertemuan dengan Speaker of the House of Commons of the United Kingdom (UK) Sir Lindsay Hoyle di kediaman Ketua Dewan Rakyat Britania Raya itu di London, Rabu (1/2/2022). (Dok: DPR)

Pada kesempatan tersebut, Puan juga mendorong kerja sama pengembangan green technology.

Suara.com - Ketua DPR RI, Puan Maharani melakukan kunjungan kerja ke Inggris. Dalam kunjungannya, Puan didampingi Dubes LBBP RI untuk Inggris Desra Percaya serta dua Anggota DPR RI, Gilang Dhiela Fararez dan Vanda Sarundajang, bertemu dengan Speaker of the House of Commons of the United Kingdom (UK) Sir Lindsay Hoyle beserta sejumlah anggota parlemen Inggris lainnya dalam jamuan makan siang di kediaman Ketua Dewan Rakyat Britania Raya itu di London, Rabu (1/2/2022) waktu setempat.

Di awal pertemuan, Puan menyampaikan rasa terima kasih atas jamuan yang diberikan oleh Hoyle. Dalam talking lunch itu, ada sejumlah hal yang menjadi pembahasan antara pimpinan parlemen dua negara tersebut. Salah satunya adalah Puan berharap tidak ada diskriminasi produk-produk Indonesia seperti kelapa sawit ke Inggris.

Mantan Menko PMK itu mendorong kerja sama pengembangan green technology dan transfer teknologi dalam menghadapi perubahan iklim. Puan pun meminta agar Inggris mempermudah pembuatan visa bagi WNI untuk ke Inggris, termasuk bagi pelajar Indonesia.

“Perlu juga dikembangkan kerja sama pendidikan untuk generasi muda, karena generasi muda menjadi komponen penting dalam relasi kita,” ucapnya.

Baca Juga: DPR Sudah Mengancam, Siapa yang Berhak Copot Jabatan Kepala BRIN?

Menurut perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR RI ini, upaya peningkatan hubungan people to people antara Indonesia dan Inggris sangat penting. Sebab, hal itu dapat menjadi dasar hubungan yang kuat dan langgeng antarkedua negara.

Lebih lanjut, Puan pun mendukung program pertukaran dan kerja sama praktis antara Inggris dan Indonesia di berbagai bidang, termasuk dalam hubungan parlementer. Menurut Puan, hubungan antarparlemen telah memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Indonesia dan Inggris.

“Saya berharap kunjungan saya akan terus mempererat hubungan kita, dan kita dapat mengarahkan kerja sama parlemen yang lebih strategis di masa mendatang,” tutur Puan.

Sementara itu, Sir Lindsay Hoyle menyampaikan perlunya kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Inggris, termasuk dalam pembuatan kapal perang.

“Kedua negara juga perlu kerja sama pengembangan manufacturing, farmasi, dan peningkatan kerja sama dalam bidang pendidikan,” jelas Hoyle.

Baca Juga: Belum Sejam Disorot Komisi V Karena Tidak Aman, Kereta Api Sulawesi Selatan Telan Korban

Sebelum acara talking lunch, Lindsay Hoyle mengajak Puan dan rombongan melihat Prime Minister's Questions (PMQs) di Gedung Parlemen Inggris. PMQs adalah sesi khusus di Parlemen Inggris yang merupakan tradisi konstitusional di mana Perdana Menteri menjawab pertanyaan para anggota dewan.

Pada kesempatan tersebut, Puan hadir sebagai observer di House of Commons Chamber Gallery. Selama sekitar 40 menit, ia menyaksikan PM Inggris Rishi Sunak yang merupakan pimpinan Partai Konservatif Inggris mendapat pertanyaan-pertanyaan dari anggota House of Commons UK.

Rishi Sunak berdiri dikelilingi anggota Partai Buruh sebagai partai oposisi Inggris yang duduk mengitarinya. Sementara anggota parlemen dari Partai Konservatif duduk di sisi lain. PMQs dipimpin langsung oleh Lindsay Hoyle. PMQs kali ini digelar di tengah mogok massal pekerja di Inggris. Kegiatan hearing antara pihak parlemen dan Pemerintah Inggris itu salah satunya membahas soal penanganan krisis biaya hidup dan aksi boikot pekerja.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI