Tema Konferensi Parlemen Negara-negara Islam di Senayan: Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

Fabiola Febrinastri | RR Ukirsari Manggalani
Tema Konferensi Parlemen Negara-negara Islam di Senayan: Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera (Dok: DPR)

Ini alasan mengapa mengambil tema "Good Governance and Strong Institutions as Pillar of Resilience.

Suara.com - Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Parlemen Negara Organisasi Kerja Sama Islam (PUIC) ke-19 pada 12-15 Mei 2025 di Senayan, Jakarta. Tema utama yang diusung adalah "Good Governance and Strong Institutions as Pillar of Resilience”. Menurut Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera, tema tersebut diambil mengingat mayoritas negara anggota OKI masih tergolong negara berkembang.

Tema tersebut diharapkan dapat mendorong implementasi tata kelola pemerintahan yang baik dan institusi yang kuat di antara negara-negara OKI.

"Kita ingin menyebarkan bahwa kita bukan cuma host yang ramah tapi juga kita memberikan oleh-oleh bagaimana implementasi good governance and strong institution di negara OKI dapat berjalan, sehingga kalau kita ketemu lagi kita sudah jadi negara yang jauh lebih baik karena punya institusi yang baik, tata kelola yang baik, transparansi dan akuntabilitas yang baik, yang itu membuat negara OKI menjadi negara maju," kata Mardani di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Senin (5/5/2025).

Diharapkan, melalui forum ini, negara-negara anggota dapat belajar dan berkembang menjadi negara yang lebih maju dengan institusi yang kuat, tata kelola yang baik, serta transparansi dan akuntabilitas yang terjamin. Untuk berbagi pengalaman dan memberikan contoh praktik baik, Indonesia juga mengundang Perdana Menteri Singapura dan Malaysia untuk memberikan sharing dan penjelasan mengenai pembangunan negara dengan tata kelola pemerintahan yang baik dan institusi yang kuat.

Baca Juga: Menteri UMKM Tekankan Peran Penting Perempuan dalam Pengembangan UMKM

Selain itu, isu Palestina juga akan terus digaungkan dalam PUIC nantinya. Mardani mengatakan isu Palestina menjadi salah satu agenda utama, bahkan nanti semuanya pakai syal Palestina saat pembukaan.

"Karena kita ingin memberikan message bahwa Palestina selalu ada di hati kita dan ini bukan cuma masalah PUIC, di IPU juga masalah, Parlemen dunia juga masalah, Palestina menjadi salah satu bagian kita," jelas Politisi Fraksi PKS ini.

Selain fokus pada tema utama, PUIC juga memiliki komite-komite khusus seperti komisi perempuan, komisi pemuda, komisi Palestina, dan komisi pembangunan berkelanjutan yang diharapkan dapat terus mengembangkan kerja sama di berbagai bidang.

Hingga saat ini, persiapan penyelenggaraan PUIC di Senayan terus dimatangkan, termasuk detail konten acara. Sesi embassy briefing pun telah terlaksana dengan dihadiri lebih dari 20 negara menunjukkan antusiasme dan keyakinan akan kelancaran acara. Aspek keamanan juga menjadi prioritas, dengan melibatkan TNI dan Polri. Persiapan di bandara juga telah dilakukan mengingat akan ada sekitar 400 tamu negara yang hadir.

"Ini bukan perkara kecil karena hampir 400 tamu negara dalam tanda kutip akan ikut serta dalam PUIC. 54 negara sampai saat ini 34 negara sudah konfirmasi hadir," pungkasnya.***

Baca Juga: Berlangsung di Trenggalek, Kementerian UMKM Gelar Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI