Usul Indonesia soal Buruh Migran Disetujui Masuk Resolusi WAIPA
Ini bisa disebut merupakan capaian terbesar delegasi Indonesia dalam sidang WAIPA.
Suara.com - Persoalan perempuan dan buruh migran perempuan (migrant worker) usulan delegasi perempuan Indonesia disetujui masuk dalam draft resolusi Sidang Women Parliamentarians of AIPA (WAIPA).
"Kami berfikir, sebagai orang Indonesia dan sebagai negara pengirim buruh migran kita harus meyakinkan betul persoalan perempuan ini penting. Bukan hanya masalah perempuan secara umum tetapi lebih spesifik lagi yaitu masalah buruh migran perempuan," kata anggota BKSAP Nihayatul Wafiroh, usai sidang WAIPA di Malaysia, Senin (7/9/15).
Lebih lanjut Politikus yang juga menjabat Anggota Komisi IX ini mengatakan, Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia di Malaysia, Arab Saudi dan beberapa negara lainnya mempunyai persoalan-persoalan.
"Itu yang memang kita dorong agar nantinya mereka dalam resolusi ini, selain tentang masalah kesetaraan perempuan, juga menyelesaikan masalah-masalah buruh migran perempuan," papar anggota DPR dari Fraksi PKB ini.
Menurutnya, ini merupakan capaian terbesar Delegasi Indonesia, dalam memadukan persoalan perempuan di dalam draft resolusi pada sidang WAIPA.
Selain menerima usulan delegasi Indonesia, Sidang WAIPA juga menyetujui usul delegasi Thailand tentang bagaimana persoalan responsibilitas dan sensitivitas terhadap perempuan harus masuk dalam kurikulum dan silabus.
"Ini tentang bagaimana kita harus mendidik orangtua dan guru untuk memberikan sensitivitas terhadap kesetaraan gender,” imbuh politikus asal daerah pemilihan Jawa Timur ini.
Ada tiga draft resolusi yang disetujui pada Sidang WAIPA yang dipimpin Deputy President of Senate Malaysia, yaitu Resolution on Recognition of Post-2015 Development Agenda on Gender Equality, Resolution on Promoting a Culture of Respect and the Rights of Women and Girls Towards Inclusiveness, dan Resolution on Strengthening Legal Framework to Eliminate Violence Against Women and Children in ASEAN. [DPR RI]