Ditemui Tokoh Anti PKI, Fadli Zon Ingin Pemerintah Belajar '65
Fadli berharap peristiwa '65 tidak diarahkan untuk kepentingan politik tertentu.
Suara.com - Hari ini, Senin (2/5/2016), Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Gerindra Fadli Zon menerima kedatangan sejumlah tokoh masyarakat yang menolak simposium nasional bertema Membedah Tragedi 1965 Pendekatan Kesejarahan yang diselenggarakan di Jakarta pada Senin dan Selasa (18-19/4/2016) lalu.
"Jadi saya menerima satu rombongan tokoh-tokoh masyarakat yang menyampaikan suatu aspirasi, tentang hasil dari simposium yang diselenggarakan oleh pemerintah pada tanggal 18, 19 April kemarin, terkait dengan masalah G30/S/PKI," kata Fadli di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (2/5/2016).
Sejumlah tokoh masyarakat menyatakan simposium Membedah Tragedi 1965 Pendekatan Kesejarahan yang diselenggarakan atas dukungan pemerintah itu tidak seimbang dan justru bisa menambah persoalan.
"Mereka menyampaikan, simposium tersebut sangat tidak seimbang. Hasil akhirnya justru bisa menambah persoalan bangsa terkait dengan masalah sejarah," tuturnya.
Fadli mengatakan tokoh yang tadi menemuinya, antara lain purnawirawan TNI Angkatan Darat dan Forum Umat Islam angkatan 1966.
"Mereka ini adalah kelompok yang menolak PKI, antikomunisme , ya datang dari berbagai latar belakang, ada purnawirawan TNI AD, ada di kalangan Forum Umat Islam angkatan 66 dan sebagainya," kata Fadli.
Fadli akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada pemerintah agar menjadi masukan atas penanganan sejarah 1965.
Fadli berharap peristiwa 65 tidak diarahkan untuk kepentingan politik tertentu.
"Jadi saya kira ini akan kita sampaikan kepada pemerintah, agar pemerintah juga bisa belajar sejarah yang benar tentang peristiwa 65 itu, dan tidak dibawa kepada kepentingan-kepentingan politik yang berbeda," katanya.
Simposium digelar di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat. Hal ini dilakukan sebagai langkah oemerintah untuk menyelesaikan konflik dan trauma serta mendudukkan peristiwa 1965 yang sebenarnya dalam perspektif sejarah.