Komisi III Harapkan Pilkada Aceh Berjalan Damai
Dia juga meminta agar partisipasi masyarakat dalam pengamanan pilkada juga dibutuhkan.
Suara.com - Pilkada serentak pada tahun 2017 diharapkan berjalan damai tanpa intimidasi di Banda Aceh. Pasalnya, pada pilkada sebelumnya banyak ditemukan intimidasi yang dilakukan oleh salah satu kandidat.
"Saya menemukan intimidasi dari salah satu pasangan calon (paslon) yang memaksakan untuk memilih salah satu kandidat. Untuk itu, kami meminta Kapolda Aceh agar mengantisipasi hal itu," kata anggota Komisi III DPR Muslim Ayub ketika pertemuan dengan Kapolda Aceh dan BNNP di Banda Aceh.
Politisi Fraksi PAN mengapresiasi kesiapan Kapolda dengan menambah 1.900 personil Brimob. Dengan begitu, aparat bisa menjangkau wilayah-wilayah terpencil.
"Saat bertemu dengan Kapolri, saya memang meminta untuk menambah pasukan, alhamdulillah sudah terealisasi. Kapolda juga sudah melakukan kombinasi pengamanan dengan melibatkan elemen masyarakat," ujar politisi dapil Aceh.
Selain itu, kata Muslim, dia juga meminta agar partisipasi masyarakat dalam pengamanan pilkada juga dibutuhkan.
Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsy menganalisa data yang menunjukkan ada sekitar delapan wilayah yang masih rawan konflik pada pagelaran pilkada 2017 nanti.
"Saya telah mengingatkan Kapolda Aceh untuk mengamankan daerah-daerah tersebut. Dan perlu juga kerjasama dengan para tokoh masyarakat, tentara, KPU dan elemen terkait lainnya," kata anggota Fraksi PKS.
Sementara itu, Kapolda Aceh Rio Septianda Djambak mengakui pada pilkada sebelumnya ada intimidasi serta teror yang sifatnya mengancam.
"Berangkat dari hal itu, maka, kami meminta bantuan kekuatan dari Kapolri sebanyak 1.900 personil Brimob. Nantinya mereka akan mobile ke wilayah pelosok dan desa-desa untuk mengantisipasi adanya intimidasi atau ancaman lainnya," kata dia.
Rio mengakui pelaksanaan pilkada di Aceh tidak bisa dianggap hal yang biasa. Untuk itu, dari awal polisi sudah melakukan langkah-langkah antisipasi.