Komisi IV Tinjau Program KKP di Sumsel
Sentra Kuliner Ikan Area Monpera merupakan lokasi penualan hasil produk olahan ikan.
Suara.com - Ketua Komisi IV DPR RI, Edhy Prabowo, menyampaikan, maksud kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Sentra Kuliner Ikan Area Monpera Palembang, Sumatera Selatan, adalah untuk melihat dan mendengar, sejauh mana program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bermanfaat bagi masyarakat Sumsel.
“Kunjungan kerja ini khusus pada program Kementerian Kelautan dan Perikanan saja. Kami ingin melihat sejauh mana program yang kami sampaikan di sini bermanfaat bagi daerah dan masyarakat Sumatra Selatan,” ujarnya, saat memimpin tim Kunker Komisi IV DPR RI meninjau Sentra Kuliner Ikan Area Monpera Palembang, Sumsel, Kamis (12/4/2018).
Edhy mengatakan, Sentra Kuliner Ikan Area Monpera merupakan lokasi penualan hasil produk olahan ikan. Jika program itu bermanfaat, tentu akan ditambah.
Menurutnya, tempat kuliner seperti ini harus banyak dibangun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Anggaran KKP kurang lebih sebesar Rp7 triliun. Jika kita minta Rp50 miliar saja untuk membangun sentra kuliner seperti ini, saya yakin teman-teman fraksi di Komisi IV setuju,” ungkap politisi Partai Gerindra itu.
Hal senada dikatakan Pjs. Walikota Palembang, Akhmad Najib. Menurutnya, sentra kuliner ini sangat bermanfaat bagi kota Palembang.
“Konsumsi ikan di Palembang sangat tinggi dan sungguh luar biasa dibutuhkan. Salah satunya saja pempek, hampir 6,4 ton per hari. Artinya, bahan baku ikan ini sangat di butuhkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Najib menjelaskan, Kota Palembang tidak lama lagi akan menjadi tempat perhelatan olahraga Asian Games 2018. Selain sentra kuliner dan destinasi di Jakabaring Sport Centre (JSC), juga sudah disiapkan juga di Sentra Kuliner Ikan Area Monpera Palembang.
“Terima kasih dan selamat datang kepada Komisi IV DPR RI, dan semoga sentra kuliner ini bermanfaat bagi masyarakat Palembang,” harapnya.
Kunjungan kerja ini juga diikuti oleh sejumlah anggota Komisi IV DPR RI, diantaranya Siti Hediati Soeharto, Muhammad Nasyit Umar, Guntur Sasono, Ahmad Yohan, Andi Akmal Pasaluddin, Fadholi dan Fauzi H Amro.