Legislator Prihatin Pengurangan Anggaran bagi Basarnas
Anggaran terbesar yang dikurangi di Basarnas adalah biaya operasional pertolongan dan penyelamatan.
Suara.com - Anggota Komisi V DPR, Bambang Haryo Sukartono menyatakan prihatin dengan pengurangan anggaran yang dialami oleh Basarnas, yang merupakan poros terdepan dalam upaya penyelamatan. Anggaran terbesar yang dikurangi adalah biaya operasional pertolongan dan penyelamatan.
“Saya prihatin dengan pemotongan anggaran yang dialami Basarnas, yang merupakan poros depan penyelamatan. Kalau BNPB (Badan Nasional Penganggulangan Bencana) itu penanggulangan setelah terjadi bencana, sementara pertolongan pertama ada di Basarnas. Namanya pertolongan pertama, penyelamatantidak boleh dikurangi,” ujarnya, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPR RI dengan Kepala Basarnas, BMKG, dan BPWS di Ruang Rapat Komisi V DPR RI, Senayan Jakarta, Selasa (27/8/2019).
Legislator Fraksi Partai Gerindra ini mengungkapkan kekecewaannya, dengan menegaskan bahwa mengurangi anggaran Basarnas bisa dikategorikan sebagai tindakan yang tidak punya peri kemanusiaan.
“Dia harus bertanggung jawab apabila bapak-bapak di Basarnas tidak bisa melakukan suatu pertolongan yang menyebabkan nyawa publik hilang. Itu bukan tanggung jawab bapak, tapi tanggung jawab yang mengurangi anggaran,” tegasnya.
Baca Juga: Ketua DPR: Surat Pemindahan Ibu Kota Bakal Diserahkan ke Komisi II
Anggaran terbesar yang dikurangi oleh Menteri Keuangan adalah biaya operasional pertolongan dan penyelamatan. Bagi Bambang, nyawa publik tidak memiliki toleransi pengurangan anggaran.
Oleh karenanya, di Badan Anggaran (Banggar) DPR, pihaknya akan menyuarakan keprihatinannya, sekaligus memperjuangkan agar pemotongan anggaran terhadap Basarnas dibatalkan.
Tidak hanya itu, politisi dari fraksi Partai Gerindra ini juga mengapresiasi penyerapan anggaran Basarnas tahun ini yang terbilang sudah baik, yaitu di atas 50 persen, serta kordinasi yang baik dengan berbagai pihak saat penyelematan bencana alam di beberapa wilayah di Indonesia, serta saat kecelakaan pesawat Lion Air beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan itu, Ketua Basarnas, Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito melaporkan, untuk tahun anggaran 2020, Basarnas telah mengusulkan Pagu kebutuhan sebesar Rp 4,65 triliun untuk tiga program. Salah satunya Program Pengelolaan Pencarian, Pertolongan dan Penyelamatan.
Dari jumlah tersebut, terdapat potensi kekurangan anggaran (backlog) sebesar Rp 2,4 triliun, kemudian pada program Pengelolaan Pencarian, Pertolongan dan Penyelamatan diusulkan sebesar Rp 3,57 triliun, dan mendapat backlog sebesar Rp 2,07 triliun rupiah.
Baca Juga: Delegasi DPR Kembali Perjuangkan Krisis Kemanusiaan Rohingya