Ketua DPR : Mengolahragakan Masyarakat harus Terus Digalakan

Fabiola Febrinastri
Ketua DPR : Mengolahragakan Masyarakat harus Terus Digalakan
Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo. (Dok : DPR)

Sejarah bulutangkis di Indonesia telah dimulai sekitar tahun 1930-an.

Suara.com - Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo menegaskan, usaha memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat harus terus digalakan. Hal ini dimulai dari berbagai lembaga negara sebagai leading sector-nya, selanjutnya diikuti berbagai kalangan masyarakat.

Selain hidup sehat dan jiwa kuat, olahraga juga bisa merilekskan pikiran dari kesuntukan, serta menghindari tubuh dari berbagai penyakit. Dengan gemar berolahraga, interaksi sosial bisa semakin harmonis, sehingga potensi konflik dalam masyarakat juga bisa diminimalisir.

"Semangat itulah yang diimplementasikan DPR dalam rangkaian acara peringatan HUT Republik Indonesia ke-74, sekaligus HUT DPR RI ke-74. Dimulai dengan 'Gowes Sehat' pada 31 Agustus 2019, ditutup dengan pertandingan bulutangkis, memperebutkan Ketua DPR. Selain perwujudan semangat fairplay dan sportivitas dalam hidup, juga mencerminkan semangat 'Men Sana in Corpore Sano', di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat," ujar Bamsoet, saat membuka Pertandingan Bulutangkis, di Sport Center DPR RI, Jakarta, Selasa (17/9/2019).

Turut hadir Wakil Ketua MPR,  Hidayat Nur Wahid, Ketua Komisi IV DPR, Edhy Prabowo, anggota Komisi III DPR, Aria Bima, anggota Komisi V DPR, Andi Iwan Aras, dan Ketua BNP2TKI, Nusron Wahid.

Baca Juga: Massa Pendukung dan Penolak RUU PKS Saling Lempar Aspirasi di DPR

Pertandingan yang diikuti 90 lebih peserta ini terbagi dalam dua kelas. Karyawan, staf ahli, anggota DPR RI, wartawan, mitra kerja DPR, dan masyarakat umum, semua berbaur menjadi satu.

Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen ini menambahkan, selain menjadi salah satu cabang olahraga berprestasi yang membanggakan, di mata Bangsa Indonesia, bulutangkis merupakan cabang olahraga "sejuta umat", berdampingan dengan sepak bola yang telah menjadi urat nadi kehidupan olahraga masyarakat. Tak heran jika bermain bulutangkis juga dapat dijadikan ajang mempererat hubungan persaudaraan sesama anak bangsa.

"Dalam pertandingan bulutangkis ini, hal yang lebih penting untuk dikedepankan adalah kebersamaan, bukan menang atau kalah. Dengan demikian target utamanya bukanlah menjadi juara, melainkan meningkatkan rasa persaudaraan," tutur Bamsoet.

Lebih jauh Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menjelaskan, sejarah bulutangkis di Indonesia telah dimulai sekitar tahun 1930-an. Pada masa itu, cabang olahraga ini bernaung dalam Ikatan Sport Indonesia (ISI). Bulutangkis kemudian sempat dilupakan karena Indonesia menghadapi masa perang.

"Setelah Indonesia merdeka, bulutangkis kembali berkembang pada tahun 1947. Bahkan pada tahun 1948, dalam kampanye nation building yang digelorakan Presiden Soekarno, di dalamnya turut menyertakan olahraga. Bulutangkis menjadi salah satu cabang olahraga yang diperkenalkan dalam kampanye tersebut. Pada saat itu, Presiden Soekarno berjanji akan menjadikan Indonesia sukses berprestasi tingkat dunia," jelas Bamsoet.

Baca Juga: Kaum Hawa Demo di DPR Desak Agar Segera Mengesahkan RUU PKS

Melalui Keppres No. 263 Tahun 1953, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menerangkan, Presiden Soekarno mencanangkan Indonesia bisa berada di posisi 10 besar dunia. Harapan tersebut akhirnya dapat diraih pada tahun 1958.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI