Puan Maharani Tekankan Semangat Kolektif Kolegial DPR Bangun NKRI
DPR bukan lembaga anti-kritik.
Suara.com - Ketua DPR RI terpilih, Puan Maharani dalam pidato perdananya menekankan semangat kolektif kolegial untuk membangun membangun NKRI. Hanya semangat gotong royong, sebagaimana pandangan hidup bangsa Indonesia dan niat pengabdian yang tulus, maka semua anggota DPR dapat menjalankan amanah sebagai wakil rakyat.
Demikian disampaikan Puan Maharani, setelah ditetapkan menjadi Ketua DPR RI Periode 2019 - 2024 secara aklamasi dalam Rapat Paripurna di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (1/9/2019) malam. Dalam kesempatan ini juga ditetapkan empat Wakil Ketua DPR dari F-Golkar, F-Gerindra, F-NasDem, dan F-PKB.
“Kita perlu berada dalam satu semangat dan jiwa yang sama, untuk secara bersama-sama memantapkan dan meneguhkan Pancasila sebagai ideologi kehidupan berbangsa dan bernegara, UU Negara Republik Indonesia 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Puan dalam pidatonya.
Melalui fungsi legislasi, fungsi anggaran, fungsi pengawasan, serta memperjuangkan aspirasi rakyat, lanjutnya, DPR diharapkan dapat ikut mewujudkan tujuan bernegara sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Baca Juga: Ketua DPR Janji Kinerja Parlemen 2019 - 2024 Semakin Baik
“Walaupun fungsi-fungsi di DPR akan berjalan secara dinamis, namun hal ini tidak boleh membuat kita menjadi terpecah belah dan kontraproduktif. Dinamika dalam menjalankan fungsi-fungsi DPR tetap berjalan pada landasan utamanya yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, sehingga kepentingan nasional, bangsa dan negara yang diutamakan," jelas Puan.
Dalam menjalankan amanah selama 5 tahun ke depan, politisi PDI-Perjuangan ini juga meminta dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Menurutnya, DPR bukan lembaga anti-kritik, karenanya penilaian objektif masyarakat terhadap pelaksanaan tugas-tugas DPR diperlukan.
“DPR adalah lembaga yang merupakan representasi rakyat, sehingga Gedung DPR adalah rumah rakyat. Karena itu, kita akan selalu terbuka terhadap setiap aspirasi dan masukan yang kita terima dari masyarakat,” tegas legislator dapil Jawa Tengah V itu.
Di akhir pidatonya, mantan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) ini mengutip tulisan Bung Karno yang dikutip dari Kitab Baghawad Gita. Pesan tersebut berisi nashat Kreshna pada Arjuna yang berbunyi, "Karma Nevad Ni Adikaraste Ma Phalesu Kada Chana".
“Lakukan kewajiban kita tanpa memikirkan untung ruginya. Kalau bukan kita yang mendapatkan manfaatnya, maka anak-anak kita yang akan menerimanya, kalau bukan anak-anak kita, maka cucu kita yang akan mendapatkan manfaatnya. Gunakanlah kesempatan ini dalam bergotong royong memajukan bangsa dan negara,” Puan menandaskan.
Baca Juga: Puan Pegang DPR, Jokowi Bebas Kritik? Istana: Enggak Ngaruh!