Relokasi Anggaran Kemendag harus Fokus Stabilisasi Harga Pangan Pokok

Fabiola Febrinastri | Dian Kusumo Hapsari
Relokasi Anggaran Kemendag harus Fokus Stabilisasi Harga Pangan Pokok
Anggota Komisi VI DPR RI, Nevi Zuairina. (Dok : DPR).

Sejumlah izin impor yang dibuka hanya demi memperlancar proses impor produk pangan seperti produk hortikultura dan gula.

Suara.com - Anggota Komisi VI DPR RI, Nevi Zuairina mengatakan, sebaiknya ada relokasi anggaran sebesar Rp 1,5 triliun di Kementerian Perdagangan (Kemendag) agar dapat difokuskan pada stabilisasi harga pangan pokok.

Sebab, keluhan dari para pelaku UMKM  sudah menumpuk, terutama yang bergerak di berbagai industri makanan dan minuman skala kecil, mengenai tidak terkendalinya harga bahan baku sebagai komponen utama pembuatan produk makanan minuman (mamin).

Hal tersebut ia sampaikan dalam rilisnya, usai mengikuti rapat kerja virtual Komisi VI DPR RI dengan Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto beserta jajarannya pada Jumat (3/4/2020).

Politisi Fraksi PKS ini mendorong ketegasan pemerintah melakukan penindakan kepada para industri nakal yang telah menyebabkan melonjaknya beberapa harga bahan baku di daerah.

Baca Juga: DPR Minta Kemenkominfo Bikin Aplikasi Gantikan Zoom

“Keluhan para penggerak UKM ini banyak dari semakin tingginya harga bahan baku.  Misal gula. Para ketua-ketua UKM banyak mengirimkan pesan WhatsApp mapun secara langsung ketika bertemu bahwa mereka sangat resah. Mestinya pemerintah mampu melakukan penindakan terhadap pelaku usaha yang menimbun atau menetapkan harga diluar kewajaran terhadap komoditas bahan pokok,” kata ketua forum UMKM Sumatera Barat ini.

Nevi mengatakan, banyak sejumlah izin impor yang dibuka hanya demi memperlancar proses impor produk pangan seperti produk hortikultura dan gula. Namun pada kenyataannya, hingga saat ini produk-produk pangan masih tergolong tinggi harganya seperti bawang putih.

Bahkan, lanjut dia, harga gula pasir yang seharusnya memiliki harga eceran tertinggi (HET) gula sebesar Rp. 12.500 per kilogram, namun hingga kini di pasaran, masih banyak yg menjual sebesar Rp 19.000 per kilogram lebih.  

Legislator dapil Sumatera Barat II ini mengatakan bahwa dengan adanya wabah Covid-19 saat ini sangat mempengaruhi aktivitas perdagangan yang ada di Indonesia, sehingga secara langsung mempengaruhi pelaku usaha dalam negeri dan perekonomian nasional. Ia berharap, adanya relokasi anggaran Rp 1,5 triliun di Kemendag, akan mampu memberi dampak stabilisasi harga pangan pokok.

"Saya meminta kepada pemerintah, kondisi yang serba sulit ini agar tidak melupakan begitu saja perdagangan luar negeri (ekspor). Program penguatan produk yang berorientasi ekpor secara digital, promosi digital tetap dilakukan minimal bisa disiapkan agar ketika wabah Corona berakhir, kegiatan langsung berjalan secara lancar secara cepat," pinta Nevi.

Baca Juga: DPR Sosialisasikan Sidang Paripurna ke Masyarakat

Selain persoalan bahan pokok, ia juga menyoroti persoalan jaminan kesehatan. Nevi meminta dibangun sistem jaminan  atau prosedur legalitas dengan cara bekerja sama dengan Kemenkes bahwa tiap logistik yang berjalan mengangkut barang dan pelaku bebas dari virus Covid-19, sehingga pedagang di pasar yang menerima merasa aman menjual bahan pokok ke konsumen.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI