Komisi I Dukung Diplomasi RI untuk Pastikan Akses Vaksin Covid-19
Vaksin Covid-19 akan menjadi peluang bisnis negara-negara maju.
Suara.com - Komisi I DPR RI mendukung upaya Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dalam menjalankan diplomasi Indonesia untuk terus menyuarakan pentingnya aksesibilitas terhadap obat-obatan dan vaksin Covid-19 dengan harga terjangkau bagi semua negara, termasuk negara berkembang dan negara terbelakang. Anggota Komisi I DPR, Rizki Aulia Natakusumah mengatakan, Indonesia perlu meningkatkan kerja sama dan kemitraan strategis di regional maupun multilateral, terutama di masa pandemi Covid-19.
“Kami mendorong pemerintah meningkatkan kerja sama terkait dengan pertukaran informasi secara internasional dan menunjang penelitian di dalam negeri kita terkait penanganan Covid-19,” kata Rizki, dalam Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (23/6/2020).
Ia menuturkan, vaksin Covid-19 akan menjadi peluang bisnis negara-negara maju. Kendati masih berproses, sejumlah negara mengklaim telah mengamankan pasokan vaksin bagi warganya.
Politisi Partai Demokrat itu mendorong Kemenlu untuk terus berupaya memfasilitasi produksi obat-obatan Covid-19 dalam negeri dan pengembangan vaksin secara mandiri.
Baca Juga: PA 212 Demo saat Corona, Kawasan DPR Dijaga Ketat 1.150 Aparat
"Ini juga merupakan isu sangat sensitif karena terkait Covid -19. Dalam fit and proper test dubes kemarin, kita mempertanyakan bagaimana menjaga citra kita di dunia internasional dalam masa pandemi Covid-19 dan secara rasional. Mereka sampaikan bahwa citra bangsa kita di luar tergantung dengan apa yang kita lakukan dalam negeri," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi mengatakan, sejak awal pandemi, diplomasi Indonesia fokus untuk memastikan ketersediaan peralatan medis dan obat-obatan serta akses ke vaksin.
“Kemenlu juga memfasilitasi pemenuhan kebutuhan obat-obatan dalam negeri untuk penanganan Covid-19, termasuk melalui pembelian obat jadi secara business to business, dukungan hibah obat serta fasilitasi pembelian bahan baku obat," ungkap Retno.
Dia menambahkan, hingga saat ini, Indonesia secara konsisten bekerja untuk menyuarakan accessibility dan affordability of vaccine, dalam berbagai forum multilateral. Retno menyebut, vaksin akan menjadi game changer, sehingga prinsip-prinsip soal akses dan terjangkaunya harga vaksin harus terus didengungkan untuk mendapatlan dukungan yang luas.
Kemenlu juga mendukung penanganan Covid-19 melalui kolaborasi dan kerja sama internasional. Salah satunya, Indonesia berpartisipasi dalam Global Solidarity Trial, yang mengujicobakan beberapa jenis obat-obatan untuk menangani Covid-19. Menurutnya, ada 22 rumah sakit di Indonesia yang tergabung dalam uji coba tersebut.
Baca Juga: Tak Hanya Tolak RUU HIP, Anak NKRI juga Desak DPR Memberhentikan Presiden
"Terdapat 22 rumah sakit yang ikut dalam solidarity trial tersebut, dan uji coba ini akan selesai pada bulan Juli mendatang. Mengenai hasil solidarity trial dan obat-obatan merupakan ranah Kemenkes. Ranah kami di Kemenlu, ingin memastikan langkah diplomasi dapat memfasilitasi produksi didalam negeri sehingga akses kita semakin baik," tambah Retno.