DPR Minta PLN Implementasikan Efisiensi Perusahaan

Fabiola Febrinastri
DPR Minta PLN Implementasikan Efisiensi Perusahaan
Anggota Komisi VI DPR RI Lamhot Sinaga. (Dok : DPR)

Politisi Partai Golkar ini melihat ada potensi kehilangan profit yang sangat besar.

Suara.com - Ragam kritik oleh anggota Komisi VI DPR RI mewarnai rapat dengar pendapat dengan Direktur Utama PT. PLN Persero, mulai dari masalah pembengkakan tarif listrik hingga meteran usang PLN. Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi VI DPR RI, Lamhot Sinaga menilai, akar dari segala masalah yang menimpa PLN tersebut adalah kultur korporasi yang tidak efisien.

Ditemui usai rapat di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (25/6/2020), Lamhot mengatakan bahwa Komisi VI DPR akan melihat kinerja Dirut PLN selama satu tahun ke depan untuk mewujudkan implementasi perusahaan. Menurutnya, dalam konteks pencatatan meteran saja di zaman ini, sebuah perusahaan seperti PLN sangat primitif.

“Dikatakan pelanggan 75 juta, kalau saya kalikan dalam pencatat meteran yang datang secara manual, yang secara pencatatan meteran yang primitif itu, kalau saya kalikan 3 ribu perak saja, dikali 75 juta pelanggan, maka Rp 225 miliar, dikali 12 bulan berarti Rp 2,7 triliun. Itu baru cost pencatatan, belum lagi cost kalibrasi atau terra. Belum lagi penggantian meteran itu setiap 5 tahun harus diganti,” urainya.

Politisi Partai Golkar ini melihat ada potensi kehilangan profit yang sangat besar, akibat adanya inefisiensi di dalam tubuh PLN. Hal ini tentu sangat disayangkan.

Baca Juga: DPR Ajukan Usulan Menkum dan HAM, Kapolri dan Kejaksaan ke Banggar

Untuk itu Lamhot meminta Dirut PLN untuk melakukan efisiensi secara gradual, dimulai dari digitalisasi pencatat meteran yang menimbulkan kisruh di masyarakat belakangan ini.

“Masak kalah dengan startup-startup yang baru tumbuh kemarin. Yang saya maksudkan adalah, jangan-jangan karena pencatatan yang sangat primitif ini, terjadi inefisiensi yang luar biasa sehingga membengkaklah subsidi yang akan dibayarkan pemerintah. Itu mata rantai yang harus kita putus,” jelas politisi dapil Sumut ini.

Lamhot mengatakan, yang paling penting adalah visi dari PLN itu sendiri harus sudah mengarah kepada sebuah korporasi yang efisien.

“Kemudian dengan begitu juga bapak nanti tidak akan terjadi banyak complain seperti yang terjadi sekarang ini. Kemudian terjadi akurasi data. Kemudian terjadi efisiensi. Banyak sekali yang diuntungkan kalau itu bisa dilakukan oleh PLN,” tukasnya

Baca Juga: Komisi VII DPR Kembalikan Program bagi Rakyat Kecil di Kementerian ESDM


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI