Komisi IX Apresiasi Penerapan Wolbachia untuk Tekan Kasus DBD di Sleman

Fabiola Febrinastri
Komisi IX Apresiasi Penerapan Wolbachia untuk Tekan Kasus DBD di Sleman
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Ansory Siregar (tengah). (Dok: DPR)

Legislator Fraksi PKS tersebut mendukung metode Wolbachia.

Suara.com - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Ansory Siregar mengapresiasi penerapan Metode Wolbachia untuk menekan tingkat penularan kasus DBD di Kabupaten Sleman. Mengingat, demam berdarah yang disebabkan oleh virus dengue ini berpotensi menjadi double burdened of disesase (beban ganda penyakit infeksi) di masa pandemi Covid-19.

“Wolbachia berasal dari bakteri alami yang terdapat dalam 60 persen jenis serangga. Bakteri Wolbachia yang ada di tubuh nyamuk aedes aegypti disebarkan melalui hasil perkawinan nyamuk ber-Wolbachia dengan nyamuk lokal. Dengan demikian diharapkan akan melindungi masyarakat dari penularan DBD secara terus menerus,” kata Ansory, saat memimpin Tim Kunspek Komisi IX DPR RI ke Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta, Kamis (9/9/2021).

Legislator Fraksi PKS tersebut mendukung metode Wolbachia yang merupakan inovasi program pengendalian DBD. Hal ini juga sejalan dengan strategi nasional penanggulangan DBD 2021-2025. Tidak hanya di Sleman, diharapkan metode Wolbachia juga dapat diaplikasikan di daerah-daerah lain.

“Hasilnya sudah dipublikasikan di New England Journal of Medicine dan menunjukan bahwa Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengeu (AWED) efektif menurunkan 77,1 persen kasus dengeu dan menurunkan kebutuhan perawatan (inpatient) rumah sakit hingga 86,2 persen. Teknologi ini juga terbukti efektif, aman dan ramah lingkungan,” tambah Ansory.

Baca Juga: PKAKN DPR Hadirkan Seminar Mengawal Efektifitas & Efisiensi Keserentakan Pemilu 2024

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan, grand launching Program Si Wolly Nyaman (Wolbachia Nyamuk Aman Cegah DBD Di Sleman) telah dilaksanakan pada 21 Mei 2021, mengingat kasus demam DBD di Sleman pada tahun sebelumnya mencapai 810 kasus dengan kematian dua orang.

"Dilihat dari kasus per kecamatan tahun 2020 kecamatan tertinggi kasus DBD adalah Prambanan dengan 120 kasus, Kecamatan Gamping 117 kasus, Mlati 104 kasus, Godean 95 kasus dan Ngaglik 82 Kasus. Dengan metode ini diharapkan dapat menekan kasus DBD di Sleman,” kata Kustini.

Pada kesempatan itu, Komisi IX DPR RI juga menyerahkan secara simbolis bantuan dari Kementerian Kesehatan yang merupakan aspirasi dari Komisi IX DPR untuk Provinsi DIY yaitu berupa Raket Elektrik 40 buah, insektisida nyamuk 24 liter, tambahan alokasi vaksin Covid-19 30.000 dosis dan antigen 50.000 set.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI