Hari Ini, Gus Muhaimin Bertemu Dubes Ukraina: Kita Ingin Jembatan Perdamaian

Fabiola Febrinastri
Hari Ini, Gus Muhaimin Bertemu Dubes Ukraina: Kita Ingin Jembatan Perdamaian
Wakil Ketua DPR, Abdul Muhaimin Iskandar. (Dok: DPR)

Ia berjanji akan berperan sebagai fasilitator perdamaian kedua negara.

Suara.com - Setelah bertemu dengan Dubes Rusia, Wakil Ketua DPR, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) menerima kunjungan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin di ruang Delegasi, Gedung DPR Senayan, Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, Gus Muhaimin mendengar perkembangan terkini di Ukraina yang masih berkonflik dengan Rusia. Ia berjanji akan berperan sebagai fasilitator perdamaian kedua negara.

"Duta Besar Ukraina datang ke kantor DPR dan mejelaskan semua perkembangan yang memilukan, memprihatinkan, agresi Rusia kepada Ukraina. Beliau harap, Indonesia berperan aktif untuk hentikan perang. Beliau harap, G20 jadi sarana meminta Putin hentikan serangan pada Ukraina. Ukraina sangat posisi sulit karena serangan dan kerusakan oleh Rusia," kata Gus Muhaimin, Jakarta, Jumat (25/3)

"Kita imbau Rusia untuk hentikan serangan, agar dialog dan (membuat) pertemuan perdamaian. Nanti kita sampaikan pada presiden harapan-harapan dubes, salah satunya di G20 dan jalur-jalur diplomasi internasional yang dimiliki Indonesia diharapkan bisa percepat," imbuh Gus Muhaimin.

Baca Juga: Nggak Main-main! Cak Imin Persilakan PAN Gabung Koalisi, Tapi Jangan Ganggu PKB: Bisa Ukraina Lawan Rusia Nanti

Ketua Umum DPP PKB ini berharap, Presiden Rusia Vladimir Putin bisa hadir di puncak KTT G20 Indonesia pada Oktober 2022, agar Indonesia dapat mendorong Puting membuka jalan perdamaian dengan Ukraina.

Namun apabila tak ada ruang untuk mengkomunkasikan hal ini, menurutnya, Putin tak perlu hadir di KTT G20.

"Kedatangan Putin diharapkan menjadi sarana cari solusi damai, tapi saya belum liat perkembangan terakhir. Nanti saya tanya Bu Menlu karena kalau menghadirkan Putin untuk perdamaian bagus, tapi kalau tidak ya untuk apa?" ujarnya.

"Kalau Bu Menlu dan Pak Presiden harap Putin datang, (KTT G20) adalah forum untuk bicara langsung kepada Putin. Kalau Putin tak datang, kita gunakan G20 untuk solidaritas dunia untuk menghentikan perang," sambung Gus Muhaimin lagi.

Gus Muhaimin menekankan akan terus membantu mengkomunikasikan persoalan ini kepada Menlu Retno Marsudi dan Presiden Jokowi. Ia menyampaikan dengan adanya jembatan komunikasi dari Indonesia, Ukraina berharap Rusia tak lagi mengganggu kedaulatan wilayahnya.

Baca Juga: PDIP Keras Tolak Usulan Penundaan Pemilu 2024, Cak Imin Tunggu Dipanggil Megawati

"Pasti, terkait perkembangan ini akan saya sampaikan melalui Pak Presiden maupun Kemenlu. Yang disampaikan dubes terakhir ini, maupun yang disampaikan Dubes Rusia kemarin. Karena ada perbedaan informasi yang harus dikonfirmasi sama-sama," terang Gus Muhaimin.

"Titik temunya hanya satu yang diharapkan Ukraina, tidak mengganggu kedaulatan, karena negosiasi ini macet. Permintaan Rusia dianggap Ukraina merebut kedaulatan," katanya.

Vasyl Hamianin mengapresiasi pertemuan hangat dengan Cak Imin. Ia pun berterima kasih atas niat Cak Imin yang mendorong perdamaian antara Ukraina dan Rusia.

"Saya berterima kasih kepada beliau. Apa yang terjadi di Ukraina sekarang adalah krisis kemanusiaan ekstrem. Jutaan warga Ukraina kesulitan mengakses listrik, air, makanan, layanan kesehatan dan sosial, infrastruktur juga hancur. Saya harap kemanusiaan bisa menuntaskan hal ini. Merdeka atau mati," kata Hamianin.

Diberitakan sebelumnya, Gus Muhaimin juga telah menerima kunjungan Dubes Rusia, Lyudmila Georgievna Vorobieva. Dalam kesempatan itu, Gus Muhaimin menyatakan satu kalimat, menolak agresi militer Rusia dan mendorong lahirnya perdamaian.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI