P20 Wujud Gotong Royong Parlemen Pulihkan Kesejahteraan Dunia
Ini mengingat Pandemi Covid-19 memukul telak perekonomian semua negara.
Suara.com - Ketua DPR RI, Puan Maharani menyatakan seluruh parlemen dunia secara khusus yang ikut serta dalam The 8th Parliamentary Speakers’ Summit (P20) Indonesia 2022 merupakan bentuk peran parlemen bergotong royong bersama pemerintah dan seluruh elemen memulihkan perdamaian dunia, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dunia bisa menjadi lebih baik pasca pandemi Covid-19.
Puan menegaskan, permasalahan yang dihadapi oleh dunia saat-saat ini tergolong pelik sehingga tidak mungkin hanya satu negara saja yang menyelesaikannya.
“Karena, pasca pandemi Covid-19 tentu saja ada berbagai permasalahan yang harus diselesaikan bersama dan tidak mungkin diselesaikan sendiri-sendiri. Karenanya, kerja konkrit walaupun itu hanya kerja konkrit yang dianggap kecil namun berefek besar maka juga dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat dunia,” ujar Puan saat konferensi pers usai memimpin pada sesi P20 summit ketiga dengan tema ‘Effective Parliament Vibrant Democracy’ di Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini mengungkapkan banyak hal yang dapat diadaptasi dari pertemuan-pertemuan bilateral P20 dari Rabu, (5/10/2022) kemarin sampai masih berlangsung hari Kamis (6/10/2022) ini yakni negara-negara yang tergabung dalam P20 memiliki kesamaan pemikiran dalam upaya menghadapi berbagai krisis seperti krisis ekonomi, cuaca, perubahan iklim, perdagangan, ekonomi, hingga krisis sosial.
Baca Juga: Jelang P20, Indonesia-Inggris Dukung Penerapan Ekonomi Hijau
Hal tersebut, tegas Puan, merupakan kewajiban yang harus sama-sama dijaga oleh segenap parlemen dunia baik yang tergabung dalam G20 maupun yang berada diluar G20 dalam menjaga mata rantai agar pasokan pangan tidak terputus. Mengingat, sambung Puan, negara-negara dunia yang mempunyai empat musim saat ini akan memasuki waktu musim dingin.
“Terdapat satu kendala yang dihadapi oleh negara yang mempunyai empat musim tersebut terutama dengan pasokan pangan dan juga energi. Jadi, kami disini berusaha untuk mendorong serta menyatukan pendapat melalui dialog dan diplomasi agar pasokan mata rantai dan ketahanan pangan tetap terjaga dengan tujuan agar jangan sampai rakyat di suatu negara itu kemudian tidak bisa mendapatkan haknya dalam kesejahteraan hidup mereka,” tegas Puan.