Ekonomi Tumbuh 5,31 Persen, Kinerja Pemulihan Ekonomi Makin Solid dan Menguat
BPS mencatat seluruh lapangan usaha juga tercatat positif pada kuartal IV-2022.
Suara.com - Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Komarudin menyebut kinerja pemulihan ekonomi saat ini makin solid dan terus menguat. Hal itu sebagaimana ditunjukkan dari laporan yang disampaikann oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2022 berhasil mencapai 5,31 persen (yoy).
Torehan pertumbuhan ini, menurutnya, sekaligus menjadi yang tertinggi sejak tahun 2014.
“Saat ekonomi global masih pasang surut, ekonomi kita justru konsisten tumbuh di atas 5 persen sepanjang kuartal di tahun 2022. Ini jadi capaian tertinggi pasca krisis akibat pandemi, bahkan selama periode pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo,” kata Puteri, sebagaimana keterangan tertulis yang disampaikan Parlementaria baru-baru ini.
Menurut data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berturut-turut dari kuartal I sampai IV pada tahun 2022 mencapai 5,02 persen (yoy); 5,46 persen (yoy); 5,73 persen (yoy); dan 5,01 persen (yoy). Sedangkan, pertumbuhan ekonomi secara kumulatif per tahun sejak tahun 2020 hingga 2022 yaitu -2,07 persen (yoy); 3,70 persen (yoy); dan 5,31 persen (yoy).
Baca Juga: DPR RI Akan Tindaklanjuti Kasus Meikarta Secara Komprehensif
“Tahun 2019 kemarin, Produk Domestik Bruto (PDB) kita tumbuh 5,02 persen. Sekarang, ekonomi kita tumbuh 5,31 persen. Artinya, kita sudah kembali pada level sebelum pandemi. Ini patut dibanggakan. Berkat dukungan seluruh masyarakat atas kebijakan pemerintah, khususnya kebijakan penanganan pandemi berhasil membawa kita keluar dari situasi krisis dengan sangat impresif,” ujar Politisi Partai Golkar itu.
Lebih lanjut, BPS menyebut mayoritas komponen pengeluaran pada triwulan IV-2022 tumbuh positif. Ekspor mampu tumbuh tinggi sebesar 14,93 persen (yoy) karena didorong windfall komoditas unggulan. Sementara itu, impor tumbuh 6,25 persen (yoy) yang didorong kenaikan impor bahan barang modal dan bahan baku.
“Konsumsi rumah tangga masih jadi tumpuan ekonomi kita dengan kontribusi 51,65 persen dan mampu tumbuh sebesar 4,48 persen. Artinya, konsumsi masih terjaga seiring program perlindungan sosial yang diramu KPC-PEN, seperti Kartu Prakerja, BLT BBM, Bantuan Subsidi Upah, subsidi energi, subsidi KUR, hingga dukungan APBD. Ke depan, kita perlu jaga daya beli masyarakat dengan mengendalikan inflasi serta terus optimalisasi program perlindungan sosial,” tambahnya.
BPS mencatat seluruh lapangan usaha juga tercatat positif pada kuartal IV-2022. Sektor unggulan seperti industri, perdagangan, pertambangan, pertanian, dan konstruksi melanjutkan tren positif dan tumbuh mengesankan. Peningkatan mobilitas masyarakat juga berdampak pada pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan, serta akomodasi dan makan minum.
Pada kesempatan yang sama, Puteri mengapresiasi kerja Komite Penanganan Covid19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) dalam mengendalikan pandemi. Pasca dicabutnya kebijakan PPKM pada akhir 2022, Puteri optimistis adanya peningkatan pergerakan penduduk yang berdampak pada perputaran ekonomi.
Baca Juga: Babak Baru Kasus Bripka Madih, Mau Ngadu ke Mahfud MD dan DPR Biar Jadi Perhatian Khusus
“KPC-PEN juga berhasil kendalikan pandemi. Sehingga, Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah dicabut akhir tahun lalu, hal ini pastinya dapat semakin mendorong pergerakan mobilitas penduduk. Sehingga nantinya berdampak pada perputaran ekonomi daerah dan nasional,” lanjut Legislator Dapil Jawa Barat VII itu
Menutup keterangannya, anggota Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI ini menyatakan capaian-capaian tersebut dapat menjadi modal untuk tetap optimis dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen (yoy) di tahun 2023. Banyak pihak yang memprediksi perekonomian dunia pada tahun 2023 dibayangi risiko resesi global.