Melalui AIPACODD ke-6, Sukamta Harap ASEAN Mampu Capai Target Bebas Narkoba 2025
Ekonomi yang bebas narkoba ini akan bermuara pada ekonomi yang sehat.
Suara.com - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Sukamta berharap melalui pelaksanaan Sidang ke-6 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly Advisory Council on Dangerous Drugs (AIPACODD), negara-negara di kawasan ASEAN mampu capai target bebas narkoba di 2025.
“Harapan kita, ASEAN ini betul-betul menjadi kawasan yang sehat. Karena kalau ada satu saja negara ASEAN yang dia menjadi pusat drugs yang berbahaya atau narkoba di dalamnya, ini akan mempengaruhi seluruh negara ASEAN. Jadi target kita tahun 2025 yang kita diskusikan hari ini dapat diimplementasikan. Kawasan ASEAN bebas dari dangerous drug atau obat berbahaya,” ujar Sukamta kepada Parlementaria, di sela-sela Sidang AIPACODD ke-6 di Lido, Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/5/2023).
Sidang ke-6 AIPACODD ini menjadi wadah silaturahmi bagi delegasi dari negara-negara anggota ASEAN yang tergabung dalam AIPA untuk mengatasi masalah penyalahgunaan dan perdagangan narkoba di kawasan. Dengan tema ‘Supporting Inclusive Economic Growth for Drug-Free ASEAN’, Sidang AIPACODD ke-6 bertujuan membangun komitmen bersama Parlemen Anggota AIPA dalam memerangi narkoba yang mengancam kesejahteraan masyarakat.
“Tema kita secara umum adalah membahas ekonomi yang inklusif bebas narkoba. Kita tahu semua narkoba menjadi persoalan serius bagi semua bangsa. Bahkan ada negara yang saat ini mengalami ancaman serius terhadapdrug yang merusak organ tubuh dan menjadi zombie dan itu menjadi persoalan nasional,” ujar anggota Komisi Luar Negeri DPR RI ini.
Baca Juga: Ancaman Mayoritas DPR Jika MK Ngotot Putuskan Sistem Pemilu Tertutup
Karena itu, tegasnya, ekonomi yang bebas narkoba ini akan bermuara pada ekonomi yang sehat dan pertumbuhannya berdasarkan produktivitas masyarakatnya, sehingga diskusi dari para panelis yang hadir hingga mendengar paparan dari survival mantan pecandu narkoba, Ivan Slank, mendapatkan resolusi bagaiana mengembangkan ekonomi ASEAN yang tidak melibatkan narkoba atau obat-obat berbahaya secara umum.
“Peserta (delegasi) juga kita ajak ke Pusat Rehabilitasi Narkoba BNN untuk melihat langsung bagaimana rehabilitasi pecandu narkoba di Indonesia. Indonesia ini termasuk salah satu negara yang memiliki kisah sukses orang-orang yang kecanduan narkoba. Kita berharap setelah ini hasilnya akan dibawa ke negara masing-masing untuk dijadikan masukan kepada para pengambil kebijakan di negara masing-masing,” tutup Politisi Fraksi PKS ini.