Di Sela P20 Summit, Puan Bahas Isu Kemerdekaan Palestina dengan Ketua Majelis Agung Nasional Turki
Hal ini dapat dilakukan dengan merealisasikan terbentuknya negara Palestina yang merdeka, sesuai dengan parameter yang disepakati di PBB.
Suara.com - Ketua DPR RI, Puan Maharani membahas isu kemerdekaan Palestina dalam bilateral meeting dengan Ketua Majelis Agung Nasional Turki, Numa Kurtulmus. Pertemuan dua ketua parlemen tersebut digelar di sela-sela G20 Parliamentary Speaker's Summit atau Sidang ke-9 P20 yang digelar di India, Jumat, (13/10/2023).
Di awal pertemuan, Puan mendukung upaya Turki untuk perdamaian antara Israel dan Palestina.
“Saya mengapresiasi inisiatif Turkiye yang terus melakukan upaya diplomasi untuk meredakan konflik. Kita harus menghindari warga sipil menjadi korban dari perang dan konflik yang terjadi saat ini di Palestina,” tutur Puan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu, (14/10/2023).
Demi terciptanya perdamaian Israel-Palestina, perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu menyuarakan agar aksi-aksi kekerasan segera dihentikan. Puan mengingatkan, sudah banyak korban berjatuhan akibat perang.
Baca Juga: Dua Kapal induk AS Menuju Israel, Ketegangan dengan Iran Makin Memanas
“Kekerasan hanya akan menimbulkan kekerasan berikutnya (cycle of violence) yang akhirnya menjadi korban adalah warga sipil,” ujar cucu Bung Karno tersebut.
Di hadapan Ketua Parlemen Turki, Puan juga mendorong pentingnya negara-negara dunia segera memberi bantuan kemanusiaan atau membuka koridor kemanusiaan. Ia pun mendorong dunia internasional memberi bantuan dalam upaya pembukaan blokade untuk penduduk di jalur Gaza.
"Perlu juga segera diselesaikan akar permasalahan di Palestina. Hal ini dapat dilakukan dengan merealisasikan terbentuknya negara Palestina yang merdeka, sesuai dengan parameter yang disepakati di PBB," sebut Puan.
Diketahui, dalam penyelenggaraan P20 Summit tersebut, dikeluarkan kesepakatan bersama (joint statement) sebanyak 29 poin yang ditanda tangani oleh negara-negara yang tergabung dalam G20.
Dari 29 point joint statement, salah satunya adalah mengenai isu perdamaian terkait konflik dan perang sejumlah negara. Pada joint statement, P20 menyoroti tentang penderitaan masyarakat negara yang berperang serta dampak buruk perang dan konflik bagi seluruh dunia.
Baca Juga: Pertemuan Dua Negara: Qatar Ingin Keadlian untuk Palestina, AS Mati-matian Bela Israel
Joint Statement sendiri merupakan kesimpulan dari berbagai sesi sidang pada P20 Summit yang merupakan forum parlemen negara-negara G20. Setelah beberapa hari sidang digelar, anggota-anggota P20 membuat kesimpulan mengenai isu-isu global yang menjadi bahasan selama sidang berlangsung.
Dengan dikeluarkannya joint statement, perhelatan P20 Speaker's Summit ke-9 di India resmi berakhir. Puan mengucapkan selamat atas kesuksesan India sebagai tuan rumah.
“Saya harus menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Parlemen India, atas keramahtamahannya, dan pengaturan acara yang sangat baik,” ucap mangen Menko PMK itu.
Puan juga menyampaikan harapan agar kesuksesan perhelatan Sidang P20 tahun ibu bisa terulang di P20 Speaker's Summit Ke-10 dengan Parlemen Brasil yang akan menjadi tuan rumah.
"Sembari menantikan pertemuan kembali pada tahun 2024 di bawah Presidensi G20 Brasil, kami menyampaikan harapan terbaik kami kepada Parlemen Brasil untuk KTT P20 ke-10," kata Puan.
Dalam forum multilateral ini, Puan hadir bersama Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Fadli Zon, Wakil Ketua BKSAP Gilang Dhielafararez, serta Anggota BKSAP Charles Honoris dan Irine Yosiana Roba Putri. Turut pula mendampingi Puan yakni Duta Besar Indonesia untuk India Ina Krisnamurthi dan Sekjen DPR RI Indra Iskandar.