Wakil Ketua DPR Dorong Peningkatan Kerja Sama Indonesia - Meksiko
Sampai 2016, Indonesia dan Meksiko telah mempunyai 20 perjanjian bilateral.
Suara.com - Wakil Ketua DPR, Utut Adianto mengatakan, setidaknya ada tiga hal penting yang menjadi dasar perlunya peningkatan hubungan kerja sama bilateral antara Republik Indonesia dengan Republik Meksiko Serikat. Pertama, terkait dengan kehebatan manufaktur Meksiko yang menghasilkan produk perdagangan, yang relatif dapat diterima di negara-negara dunia ketiga, kemudian pendidikan di Meksiko juga dinilai sangat hebat.
Pendidikan menghasilkan pebisnis-pebisnis tangguh dan produk perdagangan berdaya saing yang tepat, mampu bersaing dengan level yang sama dengan produk lain, dan efeknya mampu menghidupi masyarakat dan penyediaan lapangan kerja. Ketiga, pariwisata Meksiko sangat dahsyat, hampir 40 juta turis per tahun atau setiap bulannya sekitar 3 juta orang datang ke seluruh penjuru Meksiko.
“Kami mengharapkan adanya peningkatan kerja sama bilateral dalam tiga bidang, yakni perdagangan, pendidikan dan pariwisata, yang jauh lebih maju antara Indonesia dan Meksiko,” kata Utut, dalam acara bincang bareng dengan Wakil Ketua DPR dan delegasi muhibah DPR, sekaligus buka bersama yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Indonesia untuk Meksiko, di Mexico City, Sabtu (25/5/2019).
Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) dan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) itu menekankan, tiga dasar penting peningkatan kerja sama bilateral ini akan diagendakan oleh DPR dalam pertemuan dengan Kementerian Pendidikan, Kementerian Pariwisata dan Kementerian Kebudayaan Meksiko, serta pertemuan dengan parlemen Meksiko sebagai pelaksanaan tugas DPR dalam bidang diplomasi parlemen.
Baca Juga: DPR - Pemerintah Segera Selesaikan RUU Lembaga Pemasyarakatan
Neraca perdagangan Indonesia - Meksiko pada 2017 telah mencapai 1.206,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau naik 22 persen dibandingkan 2016. Ekspor Indonesia mencapai 9,86 juta dolar AS, sedangkan impor mencapai 219,6 juta dolar AS, sehingga Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar 767 juta dolar AS.
Sampai 2016, Indonesia dan Meksiko telah mempunyai 20 perjanjian bilateral mulai dari perdagangan, diplomasi, kejahatan transaksional, lingkungan hidup, kebudayaan, serta pendidikan.
Duta Besar RI untuk Republik Meksiko Serikat merangkap Belize, Republik El Savador, dan Republik Guatemala, Cheppy Triprakoso Wartono mengatakan, terkait layanan Kedutaan Indonesia di Meksiko, ia menjelaskan, pihaknya saat ini sedang membuat rencana pengembangan smart embassy, sehingga segala bentuk data dan informasi layanan konsuler, dan imigrasi bisa diajukan secara online. Hal in termasuk pengaduan masyarakat yang terkait dengan layanan kedutaan bisa langsung melalui handphone dan melaui telepon hotline dan media sosial yang yang telah disediakan Keduataan Indonesia di Meksiko.
Data dan informasi hubungan kerja sama bilateral Indonesia dan Meksiko juga akan digunakan untuk memberikan suport peningkatan kerja sama perdagangan, pendidikan dan pariwisata bagi Indonesia. Kedubes Indonesia untuk Meksiko juga menyampaikan keinginan untuk mempromosikan pendidikan tinggi Meksiko ke Indonesia untuk menumbuhkan minat sekolah ke Meksiko dengan memanfaatkan beasiswa yang ditawarkan pemerintah Meksiko.
Dalam bidang pariwisata, data 2018, Meksiko memperoleh pendapatan 31.956 miliar dolar AS, dengan rata-rata kunjungan sebanyak 3,341.899 orang turis per bulan.
Baca Juga: DPR Kunjungi Bakul, Wadah Keamanan dan Kesehatan Pangan Bogor
Pertemuan ini juga diikuti oleh sejumlah anggota dewan, diantaranya anggota Komisi V DPR RI Alex Indra Lukman (F-PDIP /dapil Sumatera Barat I), anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris (F-PDIP/dapil DKI Jakarta III), anggota Komisi VII DPR RI Daryatmo (F-PDIP/dapil Jawa Tengah II), anggota Komisi V DPR RI Alfia Reziani (F-PDIP/dapil Jawa Tengah V), anggota Komisi III DPR RI Risa Mariska (F-PDIP/dapil Jawa Barat VI), anggota Komisi IX DPR RI Amelia Anggraeni (F-NasDem/dapil Jawa Tengah VII), dan para staf Kedubes Indonesia untuk Meksiko serta masyarakat Indonesia di Meksiko.