Reshuffle Kabinet, DPR: Situasi Saat Ini Butuh Sosok Inovatif dan Berani

"Situasi saat ini membutuhkan sosok inovatif dan berani. Dan tak kalah penting, memiliki kemampuan terukur sebagai jembatan politik," ujar Azis.
Suara.com - Reshuffle tinggal hitungan hari. Ini sebagai konsekuensi dari perubahan nomenklatur kementerian yang telah disetujui DPR RI. Presiden Joko Widodo diharapkan mampu menempatkan sosok muda yang memiliki kematangan dan mampu memahami agenda pemerintah di tengah tantangan besar ke depan.
Penegasan ini disampaikan Wakil Ketua DPR M. Azis Syamsuddin, melihat sejumlah aspek dan harapan masyarakat yang dewasa muncul dalam memaknai reshuffle kabinet.
Publik, menurut Azis, tidak akan mempersoalkan latar belakang. Baik dari partai politik, birokrasi atau profesional dalam membantu Presiden bekerja. Karena hasil tidak akan mengingkari proses dan tujuan yang diharapkan.
"Situasi saat ini membutuhkan sosok inovatif dan berani. Dan tak kalah penting, memiliki kemampuan terukur sebagai jembatan politik. Saya sayakin Presiden cermat," terang Azis menanggapi isu reshuffle yang belakangan muncul, Kamis (15/4/2021).
Baca Juga: Siklon Tropis Jadi Ancaman, Azis Syamsuddin: Tingkatkan Kewaspadaan Daerah
Presiden, sambung Azis, tidak hanya ingin meramu soal investasi dan mengembalikan kepercayaan publik di tengah kegusaran global akibat hantaman pandemi Covid-19.
Menurutnya, Jokowi menginginkan pembenahan iklim investasi. Dorongan ini sejak awal disampaikannya dalam kampanye terbuka pada Pilpres lalu. Indonesia membutuhkan reformasi struktural dan pengesahan Undang-undang Cipta Kerja adalah salah satunya jalan terjal yang telah dilalui.
"UU Cipta Kerja memberikan keleluasaan bagi siapa pun untuk mengembangkan kemandirian, mempermudah izin usaha, hingga memberikan kepastian hukum sampai memberikan insentif. Regulasi telah menguatkan, tinggal kerja keras kita merealisasikan tujuan," papar Azis dalam siaran persnya.
Azis menyebut Jokowi menginginkan kematangan semua aspek dalam mempersiapkan peta jalan (road map) untuk mengimplementasikan Making Indonesia 4.0. Benang merah ini yang diharapkan menjadi tongkat estafet kepemimpinan ke depan.
"Ini bukan bicara legacy. Ini soal jalan mematangkan road map yang dimaksud Presiden. Penekanannya adalah upaya mendorong ruang investasi yang lebih besar pasca UU Cipta Kerja disahkan," tuturnya.
Baca Juga: DPR: Pemerintah Harus Pastikan Perusahaan Bayar THR Tepat Waktu
Selain mematangkan sendi ekonomi, Azis Syamsuddin berharap Presiden memprioritaskan beberapa hal penting yang dewasa ini menjadi sorotan. Pertama, penguatan SDM sebagai kebutuhan era industri 4.0 dan bonus demografi.