Pembangunan Berkelanjutan, Gus Ami Serukan Kebijakan Ekonomi Hijau

Fitri Asta Pramesti
Pembangunan Berkelanjutan, Gus Ami Serukan Kebijakan Ekonomi Hijau
Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar. (Dok. DPR)

Pembangunan yang kita lakukan di Indonesia menunjukkan kemajuan yang signifikan. Namun, kemampuan sumber daya alam kita terus menurun," kata Gus Ami.

Suara.com - Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar alias Gus Ami, menyerukan kembali, pentingnya mengambil arah kebijakan ekonomi hijau untuk mempertahankan sumber daya alam dan mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Seruan ini disampaikan Gus Ami usai menjadi pembicara kunci pada webinar yang digelar Koalisi Pemerhati Lingkungan dengan tajuk ‘Green Economy Mendorong Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon di Indonesia’, Kamis (29/4/2021). Menurutnya, ekonomi hijau adalah menempuh langkah pemulihan hijau yang memprioritaskan model pembangunan berkelanjutan.

Semuanya berporos pada paradigma pembangunan yang menjadikan pertumbuhan ekonomi, keterjagaan lingkungan dan ketahanan sosial sebagai satu tarikan nafas pelaksanaan pembangunan.

“Pembangunan yang kita lakukan di Indonesia menunjukkan kemajuan yang signifikan. Namun, kemampuan sumber daya alam kita terus menurun. Pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipertahankan apabila kita mengabaikan kemampuan sumber daya alam dan mutu lingkungan hidup,” katanya.

Baca Juga: Temui Korban Gempa Malang, Puan Maharani akan Kawal Bantuan untuk Pemulihan

Ditegaskan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, Indonesia saat ini berada di jalur pembangunan yang sulit untuk dipertahankan. Eksploitasi sumber daya alam secara terus menerus, penerapan pembangunan yang tinggi karbon, penggunaan energi berbahan fosil dan tidak efisien, telah berdampak pada kuaitas lingkungan.

Selain itu, model pembangunan yang eksploitatif dan ekstraktif telah menyebabkan bencana ekologis dan hidrometeorologi yang semakin sering terjadi.

Pendekatan pembangunan yang ditempuh selama ini, lanjut mantan Menteri Ketenagakerjaan ini, dapat tidak berkelanjutan dan berpotensi membatasi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, serta pengentasan kemiskinan.

Upaya mewujudkan visi Indonesia yang maju dan lestari, sambungnya, membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pengusaha/swasta, politisi, penentu kebijakan, kepala daerah, dan kelompok sipil.

Ia bilang, saat ini diperlukan komitmen dan upaya masif mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan serta menurunkan emisi karbon secara bersamaan, terlebih di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang menyebabkan 2,7 juta penduduk di Indonesia kehilangan pekerjaan yang meningkatkan angka pengangguran. Dan ekonomi hijau mampu berperan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Puan Maharani: Pertanian Jadi Ujung Tombak Bangsa

“Kita menyadari model pembangunan yang ekstraktif dan tinggi karbon telah menyebabkan bencana ekologis dan hidro meteorologi di mana-mana. Selain itu, pertumbuhan ekonomi kita malah menyebabkan krisis pembiayaan dan naiknya anggaran kesehatan dan bencana karena polusi, kebakaran hutan, dan penggunaan moda transportasi yang tidak ramah lingkungan. Saatnya kita menggunakan pembangunan rendah karbon,” jelasnya. 

Menurut Gus Ami, ekonomi hijau dapat mendorong 24 juta lapangan pekerjaan baru. Penggunaan renewable technology akan menciptakan peluang ribuan pekerjaan baru. Bahkan, mengutip hasil kajian Bappenas, pengembangan energi baru akan menciptakan 103 ribu pekerjaan setiap tahunnya.

"Inilah masa depan  kita, masa depan pembangunan Indonesia. Saatnya kita memberikan apresiasi dan dukungan terhadap upaya meendorong regulasi pembanguan yang ramah lingkungan," tutup Gus Ami. 


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI