Gus Muhaimin: NTT Contoh Simbol Persatuan dan Keberagaman

Fabiola Febrinastri
Gus Muhaimin: NTT Contoh Simbol Persatuan dan Keberagaman
Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar. (Dok: DPR)

Semakin dangkal agama seseorang, maka semakin intoleran.

Suara.com - Semangat kebersamaan, kebangsaan, dan semangat untuk terus maju dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri ini dinilai terus tumbuh dari waktu ke waktu. Salah satunya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) menyebutkan bahwa NTT adalah salah satu contoh daerah di Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman dan menjadi simbol persatuan.

”Saya sungguh sangat senang, saudara-saudara di NTT ini terus merajut kekeluargaan, kebersamaan demi terwujudnya kesejahteraan bersama. Semoga kita terus konsistem untuk berkontribusi menjaga persatuan di NTT,” ujar Gus Muhaimin dalam Dialog Kebangsaan bertajuk ”Peran Agama dan Legislatif dalam Membangun Karakter dan Kesejahteraan Bangsa”, yang digelar di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Minggu (5/12/2021).

Menurutnya, dalam 10 tahun terakhir reformasi, pendewasaan dan penguatan cara pandang wawasan kebangsaan yang lebih inklusif dan pluralis tumbuh dengan baik. Moderasi kehidupan beragama secara partisipatoris juga terus berkembang. Dialog antaragama dan kebersamaan di dalam kesadaran beragama menjadi lebih baik.

Baca Juga: Cegah Omicron, DPR Tunda Perjalanan Dinas Luar Negeri bagi Anggota

”Hal ini sangat baik, karena kalau Gus Dur menyatakan, semakin dalam ilmu agama yang dimiliki maka semakin toleran. Semakin dangkal agama seseorang, maka semakin intoleran,” urainya.

Di sisi lain, sejak era Reformasi 1998, terjadi dinamika kebebasan yang luar biasa. Orang bisa menyampaikan ide, gagasan, dan ideologi dengan sangat bebas. Sehingga dalam 15 tahun pertama Reformasi, terbongkar semua keadaan dengan sangat nyata, terutama di media sosial.

”Yang radikal kelihatan, fundamentalis kelihatan, yang teroris pun kelihatan. Selama 10 tahun awal reformasi, puncaknya 2000-an, produksi ajaran-ajaran kampanye kekerasan berbasis agama terproduksi sangat masif,” katanya.

Indonesia yang sangat terbuka membuat semua ajaran mudah masuk dan berkembang. Untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada, seluruh anak bangsa harus terus menunjukkan dan merawat kebhinekaan.

”NTT inilah contoh simbol-contoh persatuan dari keberagaman,” tuturnya.

Baca Juga: DPR Sepakati 40 RUU Masuk Prolegnas Prioritas 2022, Pemerintah Harap Segera Disahkan

Di sisi lain, kata Gus Muhaimin, saat ini pembangunan bangsa mengalami tantangan berat akibat pandemi Covid-19. Hampir seluruh negara di dunia mengalami persoalan yang sama. Ia bersyukur saat ini keadaan menjadi lebih baik.

Menurutnya, agama dan legislatif memiliki peran yang begitu penting dalam membangun karakter dan kesejahteraan bangsa. Sebab, persoalan bangsa saat ini begitu kompleks. Ada setidaknya tiga persoalan bangsa yang harus menjadi perhatian serius. Pertama kemiskinan, kualitas sumber daya manusia (SDM), dan pembangunan kekuatan ekonomi nasional.

”Tiga hal ini yang menjadi fokus kegiatan APBN kita. Persoalan ini belum teratasi, kini ditambah lagi pandemi. Akibatnya, alokasi APBN mengalami refocusing dan pengurangan,” katanya.

Kendati begitu, Gus Muhaimin mengatakn bahwa secara umum pertumbuhan ekonomi masih cukup baik, meskipun APBN tidak bisa menjadi penyangga tunggal pertumbuhan ekonomi.

”Jumlah penduduk kita yang banyak ternyata ada gunanya karena terjadi siklus ekonomi dari kebutuhan konsumsi harian. Disisi lain APBN kita mengalami pemasukan anggaran cukup bagus ketika iklim industri dan usaha baik. Karena pandemi, jumlah anggaran yang masuk dari penerimaan pajak mengalami penurunan signifikan,” urainya.

Karena itu, kata Gus Muhaimin, DPR memberikan keleluasan penuh kepada eksekutif untuk benar-benar mengatasi keadaan pandemi dengan sebaik-baiknya.

”Pemerintah diberikan keleluasaan. Semua permintaan pemerintah tak ada yang tidak lolos di DPR. Semua parpol, termasuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memberikan keleluasaan yang besar. Ini untuk mengawal pembangunan nasional agar jalannya pemerintahan lebih efektif,” urainya.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI