Bertemu Puan, Ketua DPR RRT Sebut Keluarga Sukarno Pelopor Persahabatan RI-Tiongkok

Fabiola Febrinastri | Iman Firmansyah
Bertemu Puan, Ketua DPR RRT Sebut Keluarga Sukarno Pelopor Persahabatan RI-Tiongkok
Ketua DPR RI Puan Maharani bersama Ketua DPR China, Zhao Leji. (Dok: DPR)

Puan mendorong peningkatan perdagangan kedua negara yang sejak tahun 2021 mengalami kenaikan signifikan.

Suara.com - Dalam kunjungan kerjanya ke China, Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan bilateral meeting dengan pimpinan National People's Congress/NPC (Kongres Rakyat Nasional) Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Ia bertemu dengan Zhao Leji yang merupakan Ketua DPR China itu.

Pertemuan antara Puan dan Ketua Kongres Rakyat Nasional RRT, Zhao Leji digelar di kompleks Gedung Great Hall of The People (Balai Agung Rakyat) Tiongkok yang terletak di tepi lapangan Tiananmen, Beijing, Selasa (28/5/2024).

Bilateral meeting dengan Zhao Leji yang merupakan pemimpin senior Partai Komunis Tiongkok (PKT) tersebut dilakukan usai Puan bertemu Ketua Chinese People's Political Consultative Conference/CPPCC (Badan Penasihat Politik Tiongkok atau China), Wang Huning.

“Saya ucapkan terimakasih atas undangan dan fasilitas NPC pada kunjungan saya ini. Saya berharap kunjungan saya ini dapat membuka peluang guna memperluas dan memperdalam kerja sama antara Indonesia dan RRT,” kata Puan dalam pertemuan.

Baca Juga: Revisi UU Kepolisian jadi Usul Inisiatif DPR, Atur Batas Usia Pensiun

Puan pun menyinggung persahabatan Indonesia dan Tiongkok yang telah berlangsung sejak lama di mana hubungan diplomatik kedua negara dimulai pada 1950. Tahun 2025 nanti, Indonesia dan RRT akan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik yang dinilai akan memasuki babak baru perkembangan hubungan kedua negara.

“Marilah kita manfaatkan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik di tahun 2025 untuk terus mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan,” ucapnya.

Kedua pemimpin negara Indonesia-RRT diketahui telah sepakat untuk meningkatkan kerjasama ekonomi strategis. Termasuk kerja sama untuk pemulihan ekonomi serta implementasi kerja sama bilateral konkret RI-RRT, seperti pada Rencana Aksi Kemitraan Strategis RI-RRT 2022-2026.

“Saya mendukung Rencana Aksi untuk meningkatkan kerja sama empat pilar yang meliputi politik, ekonomi, pertukaran antar masyarakat, dan proyek maritim,” tutur Puan.

“Meski terdapat perubahan pemerintahan di Indonesia, saya ingin menegaskan bahwa hubungan RI-RRT tidak akan terpengaruh oleh perubahan pemerintahan di Indonesia. Saya akan selalu mendukung upaya mempertahankan dan meningkatkan hubungan bilateral kedua negara,” imbuh cucu Bung Karno itu.

Baca Juga: Kembaran dengan Mobil Puan Maharani, Kendaraan yang Diduduki Reino Barack Harganya Setara 10 Toyota Avanza

Hal tersebut ditegaskan Puan mengingat pada berbagai kesempatan, pihak Tiongkok ingin mendengar jaminan kerja sama dengan Indonesia saat ini akan berlanjut meski terdapat pemerintahan baru di Indonesia.

Lebih lanjut, Puan berharap Indonesia dan Tiongkok terus memperkuat kerja sama dalam menghadapi berbagai tantangan dunia. Mulai dari menciptakan perdamaian dan stabilitas global dan di berbagai kawasan, perubahan iklim, hingga pengembangan energi terbarukan.

“Selain itu, kita harus terus mengembangkan people-to-people contact guna mendukung kerja sama yang lebih erat antarkedua negara. Terutama penekanan bagi peningkatan hubungan antara generasi muda kedua negara,” jelas Puan.

Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini pun berharap Zhao Leji bersama NPC dapat terus mendukung hubungan politik yang baik, khususnya dalam hubungan antar Parlemen. Puan menyebut, hubungan antar Parlemen akan dapat melengkapi hubungan antara Pemerintah.

“Hubungan RI–RRT akan bersifat lebih inklusif jika dapat melibatkan Parlemen sebagai salah satu unsur pendukungnya karena Parlemen merupakan lembaga yang memiliki posisi strategis yang mewakili rakyat dan memperjuangkan kepentingan rakyat,” lanjutnya.

Menurut Puan, Parlemen harus lebih aktif melakukan diplomasi bilateral dan multilateral karena di abad 21 ini ada berbagai tantangan global yang sulit ditangani pihak pemerintah saja. Untuk itu, ia mendorong DPR RI dan NPC agar lebih aktif berkonsultasi di sela-sela forum Parlemen regional dan internasional, seperti di Inter-Parliamentary Union (IPU), P20 (Parlemen G20), dan AIPA (ASEAN Inter-Parliamentary Assembly).

“DPR RI telah membentuk Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB)dengan NPC, yang merupakan platform untuk menjalin kerja sama DPR RI dengan NPC. Ke depan tentu beberapa hal dapat dilakukan,” terang Puan.

Untuk kerja sama ekonomi, Puan mendorong peningkatan perdagangan kedua negara yang sejak tahun 2021 mengalami kenaikan signifikan.

“Saya ikut mendorong penyelesaian protokol ekspor produk pertanian Indonesia, yang dapat memfasilitasi ekspor produk pertanian Indonesia ke Tiongkok,” sebut mantan Menko PMK itu.

Pada bidang investasi, Puan menekankan pentingnya aspek sustainability dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, termasuk peningkatan standar Environmental, Social, and Governance (ESG).

“Hal ini penting, karena terus meningkatnya perhatian masyarakat baik dari dalam dan luar negeri terhadap berbagai proyek-proyek investasi khususnya dalam aspek hak pekerja dan kelestarian lingkungan hidup,” ujar Puan.

Di sisi lain, Puan mendorong peningkatan kerja sama pendidikan kedua negara sehingga akan lebih banyak melibatkan generasi muda dalam hubungan RI-RRT. Ia menilai hal tersebut dapat dilakukan dengan penambahan program pertukaranmahasiswa/i, pertukaran dosen atau tenaga pengajar, dan melalui riset bersama.

“Saya berharap kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok dapat diperkuat dengan pemberian beasiswa, penyediaan pelatihan bahasa Mandarin, akselerasi implementasi kerja sama kesehatan, dan mendorong people-to-people contact yang lebih intensif,” imbaunya.

Puan menilai perlu juga terus dijajaki kerja sama pendidikan dan riset di bidang-bidang yang menjadi kepentingan kedua negara. Seperti pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia, pengembangan kerja sama pelatihan serta training of trainers di bidang industri dan manufaktur.

“Dan pengembangan program pendidikan bahasa Mandarin untuk memperkuat kerja sama perdagangan industri kedua negara,” tukas Puan.

Puan juga menekankan pentingnya perkembangan kerja sama pariwisata sebagai langkah untuk meningkatkan hubungan antar masyarakat kedua negara. Apalagi pada 2023, lebih dari 780.000 wisatawan RRT berkunjung ke Indonesia.

“Saya ingin mengundang lebih banyak lagi turis RRT berkunjung ke Indonesia,” katanya.

Kemudian di bidang kesehatan, Puan mendorong adanya peningkatan kerja sama terutama dalam hal penyediaan obat,  bahan baku obat, dan obat herbal mengingat Tiongkok merupakan salah satu mitra utama Indonesia dalam bidang kesehatan.

“Tiongkok memiliki kebijakan  dan sistem yang cukup maju terkait obat tradisional Tiongkok(Traditional Chinese Medicine/TCM). Indonesia memiliki potensi alam yang luar biasa untuk bahan baku obat tradisional. Saya berharap untuk dapat dilakukan pertukaran pengetahuan dan kebijakan terkait pengembangan obat tradisional di kedua negara,” papar Puan.

Sama halnya seperti saat bertemu Ketua CPPCC Wang Huning, Puan mengajak NPC Tiongkok untuk memberi perhatian terhadap perkembangan di Timur Tengah dengan memperkuat dukungan bagi penyelesaian masalah Palestina.

“Saya mengharapkan dukungan Yang Mulia untuk adanya gencatan senjata secara permanen dan segera, serta dibukanya akses terhadap bantuan kemanusiaan ke Gaza. Dengan tujuan akhir adalah implementasi adanya 2 (two) states solution,” ungkapnya.

“Indonesia dan RRT perlu bersepakat untuk menggunakan pengaruhnya dalam mencegah eskalasi konflik, dan mendukung masuknya Palestina sebagai anggota PBB,” imbuh Puan, yang mendapat dukungan dari pihak NPC Tiongkok.

Apresiasi untuk Keluarga Sukarno

Pada bilateral meeting ini, Ketua Parlemen Tiongkok Zhao Leji menyatakan pihaknya menyambut hangat kehadiran Puan di RRT. Ia juga menyinggung peran Presiden pertama RI, Sukarno yang merupakan kakek Puan.

“Kami mengapresiasi keluarga Sukarno yang mempelopori persahabatan Indonesia dengan Tiongkok. RRT-RI memiliki hubungan persahabatan secara tradisional,” kata Zhao Leji yang juga mengapresiasi Demokrasi di Indonesia dan sistem Pancasila.

Zhao Leji pun memastikan Tiongkok siap bekerjasama dengan pihak Indonesia. “Untuk terus memperdalam kerja sama strategis dan komprehensif agar memberi kesejahteraan kepada negara dan rakyat kedua negara,” sambungnya.

Zhao Leji menerima Puan bersama beberapa anggota parlemen RRT antara lain Deputi Ketua NPC Ding Zhongli, Sekjen NPC Liu Qi,  Ketua Komisi Kejaksaan dan Supervisi NPC Yang Xiaochao, Ketua Komisi Luar Negeri NPC Lou Qinjian, Anggota Komisi Pertanian dan Pedesaan NPC Mrs. Zhao Lixin, dan Kepala Biro Luar Negeri NPC Wang Wen.

Sementara itu Puan didampingi oleh sejumlah anggota DPR di antaranya Ketua Komisi IV DPR RI Sudin, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Diah Pitaloka, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris, Wakil Ketua BURT DPR RI Dede Indra Permana, Anggota Komisi III DPR RI Johan Budi, Anggota Komisi IX DPR RI Krisdayanti, dan Anggota Komisi XI DPR RI Masinton Pasaribu.


Twitter Dpr

Parlementaria

Berita, fakta dan informasi mengenai seputar yang terjadi di DPR-RI